Minggu, 06 April 2008 - 0 komentar

The Power of Love

Ada gula ada semut. Ada cinta maka manusia ada. Cinta itu manis bagai gula. Karena cinta, dunia begitu indahnya. Hujan dengan dinginnya dan matahari dengan panasnya akan menjadi sahabat atas nama cinta. Dalamnya lautan dan luasnya samudra menjadi tak berarti karena cinta. Cinta membuat manusia membuat gedung pencakar langit dan terbang menembus langit serta mampu menembus bumi. Karena cinta juga manusia mampu membuat karya spektakuler yang dikenang sepanjang masa. Cinta juga yang mempengaruhi manusia membangun sebuah peradaban dan menciptakan karya-karya (penemuan-penemuan) monumental. Cinta membuat semuanya menjadi mungkin. Itulah cinta yang menjadi rebutan manusia sepanjang masa.

Cinta merubah pribadi seseorang dalam sekejap mata. cinta membuat muka masam menjadi berseri, kantong tipis menjadi serasa tebal dan penakut menjadi pemberani. Cinta yang menyebabkan seseorang tak merasakan sakit, derita menjadi jalan keluar bahkan yang membuat seseorang menjadi kuat di tengah himpitan hidup yang mendera. Itukah cinta ibarat bensin yang mampu menggerakkan mesin. Ibarat angin yang mampu bergerak super elastis. Ibarat matahari yang mampu menerangi semesta. Cinta adalah nafas kehidupan.

Tapi karena cinta, manusia merintih dan menangisi hidup sepanjang masa. Atas nama cinta seseorang tega mengakhiri hidup secara tragis; terlentang di rel kereta api, meminum racun dan menjerat lehernya sendiri. Cinta meledakkan peperangan di mana-mana. Atas nama cinta seseorang tega membunuh sesama dan memicu kerusuhan yang menghanguskan ribuan rumah. Itulah cinta yang menjadi kambing hitam.

Sepanjang sejarah manusia, cerita-cerita yang menggambarkan tentang cinta menghiasi lembaran sejarah bahkan tak jarang menjadi sebuah cerita yang melegenda. Hal ini membuktikan betapa kedudukan cinta memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Cinta memang milik manusia.