Selasa, 22 November 2011 - 0 komentar
sama sekali aku tak merasa suci,
semata-mata ini untuk pembelajaran diri...

"jangan nodai ilmu dengan cara kotor yang kau ramu,
tanyakan pada hatimu, pastilah akan malu, dan memang harus malu !
malulah...jujurlah..."
- 0 komentar
2o Nov 2011
"diri...kau bisa menyatakan segala rasa pada sesuatu,
rasa sedih, bahagia, kasih, bahkan cinta,
karena semata-mata kau melihatnya,
bentuk, rupa, semua yang serba ke-ada-an dari sesuatu...

bagaimana kalau sudah tidak melihatnya?
apakah masih ada rasa? cinta?
Lalu,
bagaimana dengan Sang Pencipta rasa itu sendiri?
bukankah tidak terlihat oleh mata biasamu?"
- 0 komentar
Ternyata memang tidak ada, manusia yang benar-benar mengerti apa yang dirasakan manusia lainnya.
yang bisa dilakukan, cuma melupakan waktu, menemani jatuhnya air mata yang lainnya.

kosong, rasa sakit, sedih, bukan sama-sama dirasa, tapi cuma 'simpati', dan kasihan..
sekarang jauh, tambah jauh, saya tak mengenalimu sperti dulu lagi, sosok nyata..
sekarang berupa bayangan yang tidak bisa saya hapus kemanapun saya pergi...

hambar, seperti berpura menjadi orang gila, padahal kita orang yang berakal...
- 0 komentar

sin

Sahabat, ada luka dihatiku, persis seperti ketika waktu itu saya kehilangan engkau.
Sahabat, engkau yang bilang terlebih dahulu "saya kesepian, maukah kau jadi temanku??"

Hari-hari membaca buku-buku pemberianmu, sangat banyak, bahkan kau bilang semuanya boleh saya miliki kalau saya mau, membuat saya sangat bersemangat.
Sahabat, engkau orang yang sangat baik, dan engkau pasti menolak jika saya bilang seperti ini.
Tapi engkaulah yang pertama kali membuat saya mengerti bagaimana indahnya berbagi, engkau mengajarkan kebaikan di hati saya. Mengajarkan, bagaimana mendoakan kebaikan untuk orang lain. Mengajarkan, nyamannya menutup aurat dengan semestinya.

Sahabat, maaf...
sekali nasehatmu untuk tidak melanjutkan kuliah, tak bisa saya turuti.

Sahabat, kenang-kenangan terakhir sebelum engkau pergi, selalu saya simpan dengan baik. Maaf saya belum bisa membalas semua kebaikanmu.
Sahabat, saya iri, engkau mempunyai hati yang kuat, untuk memilih jalan yang engkau anggap benar.

Sahabat, sudah setahun saya tak pernah mendengar kabarmu lagi.
Tapi saya percaya, suatu hari akan datang sapaan ramahmu, dan engkau akan membuktikan apa yang engkau cita-citakan telah tercapai.

Luka dihati, saya rasakan kembali sekarang, dan hal ini tak bisa lagi saya ceritakan padamu...
tak bisa sembuh dengan cepat, tapi wallahu alam, Qadarullah, seperti yang dulu pernah engkau bilang, Allah selalu bersama hambanya.
Baarakallahu fiikum, terima kasih atas kebaikan-kebaikanmu yang belum sempat saya balas.
Di Jogjakarta, pertama kali saya menyadarimu, karena dunia penuh kesepian.

Sahabat khayalku, SIN, yang sangat menawan tersenyum memakai toganya.
("Kenangan Jogjakarta,  andaikan saya punya sahabat, 26 Mei 2009")
Sabtu, 19 November 2011 - 0 komentar
"butuh orang yang tepat untuk bicara hakekat,
diri...kau harus lebih bisa menahan dari apa yang terlihat,
tunggulah hingga tibanya saat,
kau pun ada di bukit ni'mat"
Kamis, 17 November 2011 - 1 komentar
kadang sulit sekali barkata : "AKU TIDAK BISA",
padahal ketika sudah berkata : "AKU TIDAK BISA" dengan jujur,
maka tak perlu lagi sibuk menutupi apa yang tidak mampu..
berkatalah JUJUR, supaya MUJUR...
- 0 komentar
16 Nov 2011
"dalam setiap diri ada yang tersembunyi,
tak terlihat walau jaraknya dekat,
tak terungkapkan dengan perkataan,
maka JANGAN melihat hanya dengan mata...
ketika mata ditutup dengan jari-jarimu,
akan TAK TERLIHAT apa-apa"
Selasa, 15 November 2011 - 2 komentar
"hidup wajar tidak banyak berujar..
sedikit bicara, banyak merasa...
diam itu penuh pesona !"
- 0 komentar
14 Nov 2011
dari dalam bilik itu terdengar suara :
"wahai pemuda, tenang...bersabarlah dan kuatkan hati,
sebab perkataan mereka hanya berasal dari penglihatan dan pendengaran,
sedang penglihatan dan pendengaran mereka sangatlah terbatas"
- 0 komentar
13 Nov 2011
"biar saja aku menjadi sasaran segala prasangka, biar saja...!
biar ada alasan untukku mengadu, bersimpuh...
pada Rabb Yang Mahatau..."
Senin, 14 November 2011 - 0 komentar

berharap diri..

bagaimana ketika kita ingin melupakan sesuatu??
mengetahui bahwa kita punya banyak hal, tapi tak mensyukurinya,..

lupa...bagaimana beruntungnya kita,
merasa bahwa kita tak pernah diberi kecukupan, dan... orang lain selalu berada di atas kita..

lupa...kalau kita harus menjalani hidup dengan santai...merasa banyak yang bisa dilakukan, tapi nihil.

lupa...kalau apa yang kita dapat adalah KETETAPAN,


Lupa...bahwa dunia tidak baka,ada hal yang lebih pantas untuk diperjuangkan...

dan melupakan...kalau sekeras apapun kita berusaha,yang bukan milik kita, takkan bisa kita raih..
sia-sia.


benar sekali "berkah itu bukan  dari yang disimpan, tapi yang dibagikan..."
Terima kasih untuk nasehat hari ini, sederhana, tapi bermakna...

**Untuk yang tercinta hari ini milad, hati-hati besok ke Pelabuhan Ratu ya...semoga perjalanannya berkah...^_^**
Sabtu, 12 November 2011 - 0 komentar

besok kujelang kotamu...

ucap syukur kepada sang Maha Pengasih, hari ini diberi kelimpahan rahmat.
syukur yang lebih sering tertutupi oleh rasa takabur dan ketidakpuasan hati.
Terasa hina, dalam sesuatu yang jelas fana,

memandang sesuatu, kotor seperti lumpur,
seperti mawar yang sibuk mematut diri, sekedar puas dengan duri-durinya yang tajam,

sekali ini, dan untuk seterusnya nanti, aku ingin diam, menetap bersembunyi,
sambil mengagumi hari dimana daun-daun hijau bersemi,
mohon tinggallah sejenak, agar tunasnya bisa kita lihat berdua, membuat alam terasa baka.

tunggulah, sehari lagi, redam rasa bosanmu...
besok kujelang kotamu...
- 0 komentar
Sebuah munajat :
"Biar saja aku menjadi tumpahan kemurkaan manusia, asal Engkau tidak murka pada hamba...
Biar saja aku hina di mata manusia, asal Engkau tidak hinakan hamba di depan-Mu...

Yaa Allah, usahaku menggapai ridho-Mu sangat perlahan, sedang lariku dari murka-Mu sangatlah lemah...
Ampuni hamba..."
Jumat, 11 November 2011 - 0 komentar
"menumbuhkan kesadaran saja sulit, apalagi memberikan penyadaran pada sesuatu yang tidak tersadari...
untuk SADAR, belajarlah berSABAR..."
Kamis, 10 November 2011 - 0 komentar

Bisakah saya?

10 November 2011,

Perenungan.
Idul Adha telah lewat, waktu tenang yang saya inginkan, melakukan apa yang bisa saya lakukan.
Benar, 'daun yang jatuh tak pernah membenci angin',
Tidak lagi berdendang "andaikan aku punya sayap", cukup dengan kata-kata HAMKA.
"Kekayaan hakiki adalah mencukupkan apa yang ada, sudi menerima walaupun berlipat ganda hingga beratus milyun,karena dia nikmat dari Tuhan. Tapi tidak juga kecewa jika jumlahnya berkurang sebab dia berasal dari sana dan akan kembali kesana."

Bukan silau, tapi trenyuh ketika tahu bahwa sebenarnya saya harusnya bisa jadi orang paling berbahagia, tapi sayang selalu melihat dari sisi berbeda. Menguatkan pikiran untuk selalu bersyukur sulit, apalagi dengan kata yang disebut 'ikhlas', perlu cambuk dan cobaan, berkali-kali hingga sadar.
Bismillah, hidup akan indah, jika semua karena Allah.
- 0 komentar
"diri,bukan pada orang yang engkau hadapi, tapi pada bagaimana engkau menghadapi...
kuatkan diri dan hati...
hanya pada Allah yang Maha Mengetahui segala posisi.."
Rabu, 09 November 2011 - 0 komentar
Kadang masih berfikir siapa yang menyampaikannya, bukan pada apa yang disampaikannya. Padahal...
"dengarkanlah kebenaran walau dari seorang anak kecil"
(Sayyidina Ali)
Selasa, 08 November 2011 - 0 komentar
orang yang memiliki pengetahuan tentang samudra tentu berbeda dengan orang yang sudah melihat samudra secara langsung, bahkan akan berbeda pula dengan orang yang sudah menyelam samudra itu.
karena itu, jangan menilai orang dari apa yang tampak…