Selasa, 20 Januari 2015 - 0 komentar

Modus Penipuan Terbaru (True Story !!!)

Bismillah....

Cerita ini true story dari orang yang pernah mengalami langsung !

Stasiun Gambir !!! Stasiun yang selalu ramai dengan lalu lalang orang, baik yang datang ke Jakarta atau yang pergi dari Jakarta. Nampaknya, ini pun menjadi lahan basah bagi para oknum penipuan.
Malam itu, tepatnya pukul 19.30 WIB tanggal 12 Januari 2015, aku baru sampai Stasiun Gambir. Kereta yang membawaku kembali ke Cirebon akan berangkat pukul 20.20 WIB, sementara perutku sudah berkoar-koar jadi sambil menunggu saya pun pergi ke minimarket Alfamart yang terletak di ujung pintu Utara.
Ketika hendak makan, tiba-tiba ada bapak tersenyum lalu duduk di kursi sebelahku, diantara kami ada meja bulat kecil cukup untuk 2 orang. Dia membuka obrolan dengan bertanya :

"Mas, kalau bank mandiri yang deket sini dimana ya?"
"Wah, saya kurang tau pak, kalo atm-nya ada di stasiun Gambir", jawabku
"Iya mas, saya atm-nya ketelen, saya mau ngambil buat pulang ke Lampung, saya cuma bawa tunai 15 ribu"
"Emangnya bapak tinggal dimana?", tanyaku
"Sebelumnya nama saya Syarif, saya asli Wonogiri, saya sekarang di Cirebon soalnya kerja di sana, ini juga dari Cirebon", jawabnya
"Wah, saya asli Cirebon pak, bapak kerja dimana?", tanyaku lagi
"di Pertamina mas yang di Klayan, bagian lapangan, pengeboran lepas pantai", katanya
"Yaudah pak, bapak coba telpon 14000 call centernya aja dulu minta diblokir", saranku
Lalu bapak tersebut menelpon sesuai yang aku sarankan, aku dengar bapak tersebut menjawab pertanyaan dari operatornya seperti nama ibu kandung, dll.

Pak Syarif mulai membuka obrolan lagi :
"Saya udah minta tolong temen2 saya orang Sindanglaut (salah satu daerah di Cirebon), tapi mereka udah pada berangkat ke laut semua jadi ndak bisa transfer. Istri juga di atm-nya ndak ada saldo, soalnya uangnya ngumpulnya di tabungan saya semua. Buku tabungan ada di Lampung", katanya
"Wah repot juga yaa pak", timpalku
"Iya mas, cuma buat pulang ke Lampung aja, kalo makan sih ndak jadi masalah", katanya
"Emang, berapa pak buat pulang ke lampung?, tanyaku
"Naik bis Damri mas, kalo malam 220 ribu", jawabnya

Hatiku mulai tersentuh, aku selalu berfikir positif jika bertemu orang2 seperti ini, hatiku berkata "mungkin ini cara Allah untuk mengambil sebagian rezeki dari apa yang telah diberikan kepadaku", tapi fikirku sedikit memberontak karena pada waktu itu aku sendiri sedang mepet keuangannya. Namun, keyakinan pada Allah mengalahkan fikirku.

"Yaudah pak, ini saya pinjamkan dulu 250 ribu untuk pulang ke Lampung dan makan ya.."
Pak Syarif pun mengambil uangnya dan berkata :
"terima kasih banyak ini mas, dunia akherat, terima kasih mas, saya minta nomor rekeningnya mas, ini no.hp saya"
"Sok pak, bisnya bentar lagi berangkat", kataku
Akhirnya pak Syarif pun pamit, sambil terus mengucapkan terima kasih.

Tanggal 13 januari 2015, pkl 15.53 WIB ada sms dari pak Syarif :
"Ass. Mas, ini pak syarif, saya ga ke buru ke banknya, besok ga papa ya"

pkl 17.29 WIB pak Syarif sms lagi :
"Mas, di rumah ada temen baru datang dr Korea, butuh laptop dan hp samsung s4 ga? harga dibawah toko, 100% asli dan baru"

aku pun membalas singkat :
"iya pak saya udah punya laptop dan hp"

"ini harga laptop acer V5-471 cuma 1,5 juta dan hp samsung s4 1 juta, kalo mau nti saya bawa ke Cirebon pas pulang hari senen", smsnya

Aku tidak membalas smsnya karena memang badan sudah ingin berbaring.

Tanggal 14 Januari 2015, pkl 10.00 WIB pak Syarif menelepon, intinya dia dan keluarga sangat berterima kasih, dan sebagai ucapan terima kasih katanya silahkan mas pilih barang laptop atau hp samsung s4, dari saya dan keluarga katanya. Dia mau berangkat ke Cirebon sekalian mau ngasih barangnya. Aku pun sebenarnya merasa tidak harus seperti itu dan menyampaikan kepada pak Syarif.

Selang setelah pak Syarif menelepon, aku kabari istriku, namun istriku mempunyai cara pandang yang berbeda, katanya : "uda, hati2 orangnya bisa dipercaya ndak?soalnya sudah banyak kasus penipuan...

Mulai dalam hatiku berkecamuk, apa iya, apa mungkin ya, dll...Hingga....

pukul 15.29 WIB ada sms dari pak Syarif :
"Ass.Mas, saya di pelabuhan merak, tapi kecopetan di kapal fery, saya ketiduran, dompet hilang semua. saya ada di masjid pelabuhan mas, bisa pinjamkan uang dulu, bukan minta hp ini"

Aku ceritakan pada istriku, lalu istriku memberikan usulnya : uda, ini jelas penipuan, kenapa yang dihubungin uda bukan keluarganya, sudah ndak usah dibalas lagi yaa.

Dan memang akhirnya sedikit demi sedikit kebenaran pun muncul, hingga saya menceritakan ini tidak ada kabar dari pak Syarif....

Semoga ini bisa diambil pelajaran bagi siapapun, semoga bermanfaat yaa....

Rabu, 14 Januari 2015 - 0 komentar

Rumus Silang dan Sejajar

Wuihhhh....blog ini masih ada rupanya, rasanya sudah lama banget ya tidak lagi menulis kisah perjalanan hidup. Dear My diary, I'm really sorry about that...But Im here now, I want to share again :)

11 Januari 2015 pukul 10.00 WIB, kereta yang membawaku lagi ke kota Metropolitan pun mulai berangkat. Dalam hati, aku sudah mulai terbiasa dengan perjalanan seperti ini. Tidak ada yang istimewa, paling nanti di perjalanan adalah waktu untuk istirahat atau mungkin membayangkan dan merencanakan apa yang harus dilakukan nanti.
"Mas, permisi...ini kursi No. 6D ya?"
"Iya pak, silahkan. Bapak mau duduk di dekat jendela?", kataku
"Oh ndak pa2 mas"
Rupanya bapak ini yang akan 'mendampingiku' hingga Stasiun Gambir nanti.
Namanya Iman Santoso, beliau ternyata tinggal tidak jauh dari rumahku. Beliau seorang lulusan STAN yang sekarang bekerja di Serang, Banten.
Singkat cerita, selama perjalanan kami terlibat beberapa obrolan tentang hidup, keluarga, dan dunia kerja.
Ada hal yang menarik yang akan aku ingat untuk dijadikan pedoman dalam berkeluarga. Beliau mengatakan bahwa seni dalam berkeluarga itu banyak, contohnya adalah rumus silang dan sejajar. Apa maksudnya ya?
Beliau menerangkan begini :
"Rumus Silang. Kewajiban seorang anak salah satunya adalah memberi kepada orang tua, terlebih sebagai anak lelaki, begitu juga ketika sudah berkeluarga. Nah, ketika seorang suami ingin memberikan sesuatu (contoh : pakaian) kepada orang tuanya, maka biarkan yang memberikan pakaian tersebut melalui tangan istrinya. Begitu juga sebaliknya, ketika istri ingin memberikan sesuatu kepada orang tuanya, maka biarkan suami yang memberikannya. Menyilang, antara menantu dan mertua. Hal ini diharapkan akan menumbuhkan kasih sayang antar keduanya"
Lalu beliau pun melanjutkan...
"Rumus Sejajar. Dalam hal berkeluarga, tentu adakalanya akan menemui kondisi yang tidak pas. Contoh kecil, ketika seorang suami sedang silaturahim ke ortu istrinya (mertua), mertua menyajikan hidangan yang tidak disukai. Suami tersebut sebaiknya tidak mengungkapkan langsung ke mertua bahwa hidangannya tidak dia sukai. Cara yang bijak adalah melalui istrinya, karena istri adalah anak kandung mertuanya (sejajar) sehingga perkataannya akan lebih nyaman didengar. Akan tetapi, sebaiknya istri pun tidak menyatakan secara langsung ke ortu-nya bahwa suaminya tidak menyukai hidanggannya. Istri sebaiknya mengatakan kepada ortunya dengan bahasa yang halus, contohnya "Emak, buat aa biar saya saja yang masakin yaa, soalnya neng tau seleranya aa".

Setelah mendengar apa yang beliau sampaikan, aku pun tersenyum, dalam hati sungguh ilmu ini bermanfa'at sekali.

Dan bagi saudara sekalian, semoga tulisan ini pun dapat memberikan manfa'at yaa...