Jumat, 22 April 2011 - 1 komentar

Penyemangat setiap Senin sore menjelang kuliahku…


28 Maret 2011, Man Jadda wa Jada
Saya merasa sangat beruntung, pekerjaan saya benar-benar memberikan warna dalam hidup saya, memberikan saya banyak pelajaran, dan lebih membuat saya belajar bagaimana berinteraksi dengan lingkungan sekitar, membuat saya lebih mampu menghargai dan menimbang perasaan orang lain…
Setiap hari saya menghadapi orang-orang berbeda dan unik, memberikan kesan dan pengalaman sendiri bagi saya, dan ini adalah beberapa anak yang lebih membuka cakrawala saya (he…), tentang bagaimana Maha Besarnya Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Anak yang tidak bisa lari...
Azady...
keturunan Makasar Jawa, saat ini menjadi muridku.
Anak yang pintar,..dan terus terang banyak teman-teman yang 'naksir' padanya, karena memang lumayan enak wajahnya untuk dipandang(he...)
Tapi sekujur badannya melepuh, bekas kecelakaan yang dulu menimpanya. ‘Tersiram’ minyak panas. Kejadian itu memang menjadi pukulan yang sangat hebat untuk keluarganya.
Anak yang ceria, (agak aneh dipanggil 'anak' karena tingginya 175 cm,dan wajahnya sudah dewasa sekali..hehe), matanya selalu berbinar-binar, menunjukkan semangat.
bercita-cita jadi psikolog, psikolog dan psikolog.
Anak yang tidak bisa lari, pernah lumpuh dan punya semangat luar biasa, juara olimpiade biologi..
dan punya keinginan untuk lanjut sekolah di luar negeri dan mendalami bahasa asing.
suatu saat saya mengajar, dia pernah berkata,
"mbak..saya ingin bisa membaca wajah orang.."
ketika dibandingkan dengan saya dulu, saya sebenarnya ingin jadi apa??
Hal yang benar-benar saya sukai, menjadi bakat saya apa sih??
Apapun kekurangannya tidak menjadi penghambat semangatnya untuk membahagiakan orang tuanya.
Saya dengan tulus mendoakannya, semoga cita-citanya tercapai,
Azady, salah satu murid yang sangat berkesan buat saya, karena tidak pernah 'larut' menanggapi kurangnya, dan punya sifat optimis,
dan selalu bisa menimbulkan semangat bagi saya di setiap senin sore, menjelang magrib dan kuliah di mulai...

Dwi Putra Zairin
tak pernah disangka-sangka, dan walaupun sudah di bilang juga belum percaya, anak ini putra direktur diplomaku yang dulu.(benar-benar tidak mirip soalnya..).
Palembang Jawa,
Anak ini 'berbeda', cerdas, ikut olimpiade matematika, menyelesaikan soal matematika yang rumit lebih cepat dari saya, gurunya..
Dan yang paling berkesan adalah dwi sangat sederhana...
tidak seperti teman-temannya yang lain, yang pergi ke sekolah, bimbel dan kemana-mana cenderung terlihat mereka anak orang berpunya...
Dwi beda...
Anak yang memendam apa yang diinginkannya, dan satu hal yang menjadi bebannya..
“Orang tua saya ingin saya jadi dokter, saya harus mewujudkannya,karena kakak saya sudah menolak sebelumnya…”
Ketika saya bertanya, apakah memang itu yang benar-benar diinginkannya??
Dia Cuma bisa menjawab, “saya juga ingin membahagiakan orang tua saya…”
Sayapun cuma bisa berkata “dwi, jadilah seperti apa yang kamu mau, membahagiakan orang tua bukan cuma dengan jalan jadi dokter kalau itu bukan kehendak dari hati kamu sendiri’.
Banyak hal yang ingin diraih anak ini, dan dengan kemampuan yang dia punya, saya yakin, dia mampu mewujudkannya,


Abdillah Mousa
Mousa,..
IQ nya 127, punya hobi main gitar, menyelesaikan soal logika, berkacamata, dan menganalisa.
Tapi sangat fanatik dengan aturan, saya bisa menilai kalau kemampuannya lebih dari cukup untuk bisa lulus tes masuk SMA favorit, tapi dia terlalu memikirkan orang lain yang bisa membeli kelulusan dengan uang.
Tak suka dengan kegiatan-kegiatan yang tidak jelas(dia curhat sangat lama ketika di sekolah OSIS mengadakan acara yang membuat ribut dan mengganggu konsentrasi belajarnya).
Bercita-cita dan memiliki impian setinggi langit, sanagt suka menilai orang lain (saya sudah jadi korabannya,he), banyak penegtahuan yang saya dapat dari dia, dan wawasannya luas, apalagi soal musik.
Semangat untuk Mousa…

Anak terakhir…Taufiqurrahman,
Taufiq, yang paling pendiam dari kelompok ini, paling rajin dan teliti.
Berbicara sangat jarang, tapi bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan,
Anak ini favorit saya..
Dia tidak pernah menyatakan apa keinginannya di depan orang banyak.
Pernah sekali, ketika saya sibuk berdiskusi dengan tiga orang yang lain, dia tidak pernah protes, dia meminta nya setelah pelajaran berakhir, empat mata dengan saya,
Sangat santun, pernah ketika saya satu angkot dengan nya, benar-benar berbeda, sikapnya menyenangkan saya…
Untuk semua yang di kelompok ini, saya mengharapkan mereka tetap bersemangat mengejar cita-citanya…
Saya pun akan berusaha…Insya Allah dimasa depan, saya pun ingin lebih baik lagi.

1 komentar:

Fuad Daviratma Husni 9 November 2011 pukul 14.33

subhanallah, sekarang gimana kabar anak2 muridnya???

Posting Komentar